Selasa, 09 September 2014
PELAKSANAAN SIDANG S1
( SKRIPSI/NON SKRIPSI )
1. Mahasiswa diharapkan telah hadir pada jam 07.00 WIB untuk mengikuti sesi foto
2. Membawa keperluan sidang (Laptop, Soft Cover Penulisan, Soft Cover Presentasi,
dll.)
3. Menyerahkan Berkas untuk diserahkan pada saat pelaksanaan Sidang:
a. Form Data Peserta Sidang Sarjana (Form Foto)
b. Fotokopi Ijazah SMA
c. Fotokopi KTP
4. Pengarahan Sidang dilaksanakan di Ruang Tunggu Sidang
5. Ketentuan Pakaian Sidang (Pria):
a. Kemeja Putih Lengan Panjang
b. Celana Panjang (Pantalon), bukan berbahan jeans dan sebagainya
c. Mengenakan dasi
d. Sepatu Pantofel Hitam tertutup, bukan sepatu olahraga
6. Ketentuan Pakaian Sidang (Wanita):
a. Kemeja Putih Lengan Panjang
b. Rok Hitam panjangnya hingga di bawah lutut, bukan berbahan jeans dan
sebagainya
c. Sepatu Pantofel Hitam tertutup, bukan sepatu olahraga
Rabu, 03 September 2014
TUGAS 4 : PERBANDINGAN ANTARA IFRS DAN PSAK
AKUNTANSI INTERNASIONAL
PERBANDINGAN ANTARA
IFRS DENGAN PSAK

Disusun
Oleh
4EB13
Kelompok 2 : Afrika Selatan
FAJAR
JATNIKA 22210552
MAYA
NURMALA SARI 24210292
NITALIA
OKTAVIANI 25210014
SARI
UTAMI 26210385
SINTYA EKA PUTRI 26210568
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2014
BAB I
PENDAHULUAN
IFRS merupakan standar akuntansi
internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board
(IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal
(IFAC).
IFRS juga merupakan suatu tata cara
bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa
diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara
tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat
perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia.
Di benua Amerika, hampir semua negara di
Amerika Latin dan Kanada mengadopsi IFRS. Di Asia-Oceania, Indonesia,
Australia, Selandia Baru, Korea, Hong Kong, dan Singapura telah atau akan
mengadopsi IFRS secara penuh. Afrika Selatan dan Israel telah mengadopsi IFRS.
Di Eropa, negara-negara selain Uni Eropa seperti Turki dan Rusia juga telah
mengadopsi IFRS secara penuh. Sebagian besar negara anggota G20 juga merupakan
pengadopsi IFRS.
Tujuan diterapkannya IFRS merupakan suatu
pengupayaan untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi
jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Selain itu
IFRS juga memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode -
periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi
berkualitas tinggi yang transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan
sepanjang peiode yang disajikan, menyediakan titik awal yang memadai untuk
akuntansi yang berdasarkan pada IFRS dan dapat dihasilkan dengan biaya yang
tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Di zaman globalisasi saat ini,
banyak sekali perusahaan-perusahaan bonafit diseluruh dunia yang terus bermunculan.
Fenomena ini diiringi dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin
pesat. Hal ini mengakibatkan persaingan antar perusahaan di seluruh dunia
semakin ketat dan mulai terciptanya pasar bebas.
Dengan terjadi pasar bebas,
kesempatan untuk kerjasama ekonomi antar negara juga semakin terbuka dan
menjadikan makin banyaknya investor asing yang masuk dan ikut serta melakukan
investasi di Negara lain. Negara-negara yang ada di dunia saat ini mengadopsi
standar akuntansi internasional atau International Financial Reporting
Standards (IFRS). Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar
akuntansi domestik bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang memiliki
tingkat kredibilitas tinggi.
Indonesia sudah
mengadopsi tahap pertama dari konversi IFRS pada 1 Januari 2012, yang secara
material sama dengan IFRS versi tanggal 1 Januari 2009 dan sudah siap untuk
mengadopsi penuh IFRS. Implementasi IFRS akan menyebabkan perubahan dalam proses
pengakuan, pengukuran dan pencatatan. Penerapan IFRS sebagai standar pelaporan
keuangan global harus diterapkan guna mewujudkan cita-cita menyetarakan diri
dengan lembaga keuangan bertaraf internasional di seluruh dunia (Muliaman).
BAB II
LANDASAN TEORI
Tabel berikut merupakan perbandingan IFRS
dengan PSAK yang diterbitkan oleh Deloitte sampai dengan 1 Januari 2007.
Sampai dengan tanggal tersebut, 28 PSAK disusun dengan mengacu kepada IAS/IFRS,
20 PSAK dikembangkan dengan mengacu kepada prinsip akuntansi Amerika Serikat, 8
PSAK dikembangkan sendiri oleh IAI.
Tabel Perbandingan PSAK dengan IFRS (IAS)
No.
|
PSAK
|
REFERENSI
|
1.
|
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 1998)
|
IAS 1 (Revised 1997) Presentation of Financial Statements
|
2.
|
PSAK 2 Laporan Arus Kas (1994) (Reformat 2007)
|
IAS 7 (Revised 1992), Cash Flow Statements
|
3.
|
PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (Reformat 2007)
|
APB Opinion No. 28 (1973), Interim Financial Statements
|
4.
|
PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasi (Reformat 2007)
|
IAS 27 (1989) Consolidated and Separate Financial
Statements
|
5.
|
PSAK 5 Pelaporan Segmen (Revisi 2000)
|
IAS 14 (Revised 1997) Segment Reporting
|
6.
|
PSAK 7 Hubungan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa (Reformat 2007)
|
IAS 24 (1984) Related Party Disclosures
|
7.
|
PSAK 8 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (Revisi 2003)
|
IAS 10 (1978) Events after the Balance Sheet Date
|
8.
|
PSAK 10 Transaksi dalam Mata Uang Asing (Reformat 2007)
|
IAS 21 (Revised 1993) The Effects of Changes in Foreign Exchange
Rates
|
9.
|
PSAK 11 Penjabaran Laporan keuangan Dalam Mata Uang Asing
(Reformat 2007)
|
|
10.
|
PSAK 12 Pelaporan keuangan mengenai Bagian Partisipasi
Dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset
|
IAS 31 (Revised 1990) Financial Reporting of Interests in Joint
Ventures
|
11.
|
|
IAS 25 (1986) Accounting for Investments
|
12.
|
PSAK 14 Persediaan (Reformat 2007)
|
IAS 2 (Revised 1993) Inventories
|
13.
|
PSAK 15 Akuntansi Untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi
(Reformat 2007)
|
IAS 28 (Revised 1989) Accounting for Investments in
Associates
|
14.
|
|
IAS 16 (Revised 1993) Property, Plant, and Equipment
|
15.
|
PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun
|
|
16.
|
PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (Revisi 2000)
|
IAS 38 (1998) Intangible Assets
|
17.
|
PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
|
Peraturan-peraturan yang mengatur perseroan di Indonesia
serta beberapa SFAS mengenai akuntansi ekuitas
|
18.
|
PSAK 22 Akuntansi Penggabungan Usaha (Reformat 2007)
|
IAS 22 (Revised 1993) Accounting for Business Combinations
|
19.
|
PSAK 23 Pendapatan (Reformat 2007)
|
IAS 18 (1993) Revenue
|
20.
|
PSAK 24 Imbalan Kerja (Revisi 2004)
|
IAS 19 (Revised 2000) Employee Benefits
|
21.
|
PSAK 25 Laba Atau Rugi Bersih Untuk Periode
Berjalan,Kesalahan Mendasar,dan Perubahan Kebijakan Akuntansi (Reformat 2007)
|
IAS 8 (Revised 1993) Net Profit or Loss for the Period,
Fundamental Errors, and Changes in Accounting Policies
|
22.
|
PSAK 26 Biaya Pinjaman (Revisi 1997) (Reformat 2007)
|
IAS 23 (Revised 1993) Borrowing Costs
|
23.
|
PSAK 27 Akuntansi Perkoperasian (Revisi 1998) (Reformat
2007)
|
Peraturan-peraturan mengenai koperasi di Indonesia
|
24.
|
PSAK 28 (Revisi 1996) Akuntansi AsuransiI Kerugian
|
|
25.
|
PSAK 29 Akuntansi Minyak dan Gas Bumi
|
|
26.
|
|
|
27.
|
PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Revisi 2000)
|
|
28.
|
PSAK 32 Akuntansi Kehutanan
|
Peraturan-peraturan mengenai kehutanan di Indonesia
|
29.
|
PSAK 33 Akuntansi Pertambangan Umum
|
Peraturan-peraturan mengenai pertambangan di Indonesia
|
30.
|
PSAK 34 Akuntansi kontrak Kontruksi
|
IAS 11 (Revised 1993) Accounting for Construction
Contracts
|
31.
|
PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi
|
Peraturan-peraturan mengenai telekomunikasi di Indonesia
|
32.
|
PSAK 36 Akuntansi Asuransi Jiwa
|
|
33.
|
PSAK 37 Akuntansi penyelenggaraan Jalan tol (Reformat
2007)
|
Peraturan-peraturan mengenai manajemen jalan tol di
Indonesia
|
34.
|
PSAK 38 Akuntansi Restrukturisasi Ekuitas Sepengendali
(Revisi 2004)
|
APB 16, 29
|
35.
|
PSAK 39 Akuntansi kerjasama Operasi (Reformat 2007)
|
Peraturan-peraturan mengenai kerjasama operasi di
Indonesia
|
36.
|
Psak 40 Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak
Perusahaan/Perusahaan Asosiasi
|
Beberapa prinsip akuntansi Amerika Serikat
|
37.
|
PSAK 41 Akuntansi Waran (Reformat 2007)
|
|
38.
|
PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek (Reformat 2007)
|
|
39.
|
PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang (Reformat 2007)
|
|
40.
|
PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat
(Reformat 2007)
|
SFAS 66 Accounting for Sales of Real Estate
|
41.
|
PSAK 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Reformat
2007)
|
SFAS 117 Financial Statements of Not-for-Profit
Organizations
|
42.
|
PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan (Reformat 2007)
|
IAS 12 (1996) Income Taxes
|
43.
|
PSAK 47 Akuntansi Tanah
|
Peraturan-peraturan pertanahan di Indonesia
|
44.
|
PSAK 48 Penurunan Nilai Aset
|
IAS 36 (1998) Impairment of Assets
|
45.
|
PSAK 49 Akuntansi Reksa Dana
|
Peraturan-peraturan mengenai reksa dana di Indonesia
|
46.
|
|
SFAS No. 115 Accounting for Certain Investments in Debt
and Equity Securities
|
47.
|
PSAK 51 Akuntansi Kuasi-Reorganisasi (Revisi 2003)
|
ARB 43, Ch. 7 Capital Accounts, Section A: Quasi
Reorganizations or Corporate Readjustment
|
48.
|
PSAK 52 Mata Uang Pelaporan
|
SFAS No. 52 Foreign Currency Translation
|
49.
|
PSAK 53 Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham
|
SFAS 123 Accounting for Stock-Based Compensation
|
50.
|
PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi Utang-Piutang Bermasalah
|
SFAS 15 Accounting by Debtors and Creditors for Troubled
Debt Restructuring
|
51.
|
|
SFAS 133 Accounting for Derivatives Instruments and
Hedging Activities
|
52.
|
PSAK 56 Laba Per Saham (LPS)
|
IAS 33 (1997) Earnings per Share
|
53.
|
PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan
Aset Kontijensi
|
IAS 37 (1998) Provisions, Contingent Liabilities and
Contingent Assets
|
54.
|
PSAK 58 Operasi Dalam Penghentian
|
IAS 35 (1998) Discontinuing Operations
|
55.
|
PSAK 59 Akuntansi Perbankan Syariah
|
|
Sumber : www.warsidi.com
Catatan:
- PSAK yang dicoret menunjukkan
bahwa PSAK tersebut sudah direvisi dan tidak lagi berlaku. Sebagian revisi
mungkin sudah konvergen dengan IFRS/IAS.
Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
telah mencanangkan konvergensi PSAK ke IFRS secara penuh pada tahun 2012. Dan
mulai Januari 2012, Indonesia sudah mengadopsi IFRS secara penuh. Di Indonesia,
sebagai salah satu negara berkembang, proses atau tahapan dalam pengadopsian
IFRS dilakukan secara bertahap (gradual strategy), dan ditargetkan akan selesai
pada tahun 2012.
Dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, dimulai dari
tahap adopsi (2008-2011) dimana IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur
yang diperlukan dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Setelah itu masuk pada
tahap persiapan akhir (2011), dimana tahap ini akan dilakukan penyelesaian
terhadap persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya dilakukan
penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS. Dan tahap terakhir
adalah tahap implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK
IFRS secara bertahap yang kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan
PSAK berbasis IFRS tersebut secara komprehensif. PSAK berbasis IFRS ini wajib
di terapkan oleh perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik, sedangkan
perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik tidak diwajibkan.
Dengan mengadopsi IFRS berarti ada pergeseran atau perubahan
standar yang digunakan dalam penyusunan dan pelaporan laporan keuangan
perusahaan, terutama dalam istilah, bentuk atau format dan komponen laporan
keuangan serta item yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan
harus diterjemahkan kedalam bahasa yang diterima secara global agar mudah
dibandingkan. Laporan keuangan yang mengadopsi IFRS terdiri dari laporan posisi
keuangan, laporan laba/ rugi komprehensif, laporan perubahan equitas, laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Dan informasi yang diungkapkan
yaitu asset, liabilities, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan
kerugiannya, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik dan arus kas. demikian juga dengan merger, akuisisi, kebijakan
pajak dan perencanaan keuangan perusahaan.
Pengaruh adopsi IFRS lainnya yaitu berkaitan dengan
pengakuan dan pengukuran yang menggunakan prinsip nilai wajar (fair value)
dibandingkan dengan biaya historis. Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah
merevisi PSAK agar secara material sesai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang
berlaku efektif 1 Januari 2012.
Bagi
perekonomian indonesia, pengadopsian IFRS dapat meningkatkan perkembangan pasar
modal domestik menuju pasar modal internasional. Karena, dengan mengadopsi IFRS
berati laporan keuangan menggunakan bahasa akuntansi yang sama dengan negara
lainnya, hal ini akan memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi
dengan cabang-cabang perusahaan yang berada alam negara yang berbeda. Selain
itu, adopsi IFRS juga akan meningkatkan kepastian dan konsistensi dalam
interpretasi akuntansi, sehingga memudahkan proses akuisis dan divestasi.
Ekspansi ekonomi dapat berlangsung dengan cepat, karena dengan standar yang
sama maka laporan keuangan di semua negara akan sama, sehingga tidak perlu
penyesuaian lagi dan proses analisis semua laporan keuangan dapat dilakukan
dengan cepat dan pengambilan keputusan juga lebih cepat, yang pada akhirnya
proses ekspansi pun akan menjadi lebih cepat. Serta mempermudah dalam melakukan
analisis kompetitif dan operasional yang berguna untuk menjalankan bisnis.
BAB III
PEMBAHASAN
Profil Perusahaan
Awalnya PT. Unilever berdiri dengan nama Lever’s
Zeepfabrieken N.V. di Angke, Jakarta pada tanggal 5 Desember 1933dengan produk
pertamanya sabun cuci Sunlight dan diikuti dengan produk margarine Blue Band
dan sabun mandi Lux yang dipasarkan di Indonesia pada tahun 1936. Pada tahun
1997 pabrik dipindahkan dari angke (Jakarta) ke Jababeka (Cikarang). Unilever
Indonesia menjadi perusahaan terbuka dan melepas saham ke public dengan
mencatatkan 15% saham di Bursa Efek Indonesia pada 11 Januari 1982. Setelah
menjadi perusahaan Tbk nama perseroan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Presiden Direktur berkewarganegaraan Indonesia pertama, Yamani Hasan, dilantik.
PT Unilever memiliki visi untuk meraih rasa cinta
dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang
Indonesia setiap harinya. Dan beberapa misi PT Unliver, Tbk yaitu :
·
Kami
bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
·
Kami
membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup melalui
brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
·
Kami
menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila
digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
·
Kami
senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami
tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Adopsi IFRS Pada PT Unilever Tbk
PT. Unilever,
Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi sabun, detergen,
margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Pilar utama dari visi perusahaan
menggambarkan arah jangka panjang yang ingin dicapai perusahaan yaitu bekerja
untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari, mengembangkan cara baru
dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan dua kali lipat
sambil mengurangi dampak lingkungan. Unilever mengadopsi IFRS sejak 1 januari
2005. Ini termasuk penerapan awal IAS 19 (revisi 2004) tentang imbalan kerja.
Tanggal transisi Unilever adalah 1 Januari 2004 karena tanggal itu adalah
tangal awal periode paling awal yang akan menyajikan informasi komparatif penuh
di bawah IFRS. Selain
PT Unilever, masih banyak lagi perusahaan di Indonesia yang sudah menerapkan
atau konvegensi ke IFRS. Khususnya perusahaan-perusahaan Tbk yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah dan wajib menerapkan IFRS.
DAFTAR PUSTAKA
Hendriksen
Eldon S, dan Vanbreda Michael F. 2002. Teori
Akunting. Jakarta : Interaksara
http://khairunnisafathin.wordpress.com
www.iapi.or.id
http://tikadianpertiwi.blogspot.com
http://www.unilever.co.id/
http://ivon92.wordpress.com/
Langganan:
Postingan (Atom)